CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Kamis, 06 September 2012

(Jangan) Terlalu Idealis!


Galau tentang pernikahan lagi nih? He'eh bangetss. Kejam! Saya ditularin kegalauan itu dari si bebeh ibonk.

Ibonk tiba-tiba ngajak saya discuss tentang 'kriteria' calon pendamping. Eheemm... Uhuk..uhuk..uhuk..

Awalnya simple sih anggapan saya tentang ini, etapii malah bikin saya stress tingkat dewa sodara-sodara.

Ibarat lagu, semalam saya cocok dikasi backsound 'diam tanpa kata nya d'masiv' bener-bener kehabisan kata-kata. Malah jawaban saya atas pertanyaan ibonk kayak jaka sembung bawa golok... -__-"

Sampe saya bilang ke ibonk, mendingan saya jawab pertanyaan di sidang meja hijau daripada pertanyaan ibonk.

Ini nih pertanyaan demi pertanyaan yg dicekokin kekepala saya:

"Klu ada yg dtang prtama x utk melamar uwa,uwa lgsung terima??"

Hayoo... Loh... Saya jawab apa bokk? Mau jawab iya, yang bener aja yakin banget saya nanti bisa langsung jawab iya kalo ada yang datang melamar pertama kali. Butuh alasan yang pasti dong kenapa nerima dan kenapa nolak?

Oke. Next question!

"Kebayang gk beh, Klu trnyta yg dtang pertama x itu qt tolak, dan trnyta akn mmbuat yg dtang kdua jd lbih susah utk dtrima"

Plisss saya gak mau bayangin inih... Huhuhu... Sedih banget yah. Yang pertama ditolak, begitu datang yang kedua malah gak lebih baik dari yang pertama.

Begini. Dibalik kebimbangan hati saya dan tentunya ibonk juga, Allah Maha Baik sama kita bebehku... Saya baru beli buku keren yang punya bab ngebahas tentang ini.

Jangan risau. Yuks ahh kita pahami pelan-pelan nasehat dari buku ini. *wink wink*

Bab dengan judul "Terlalu Idealis" menjawab semua pertanyaan ibonk, Insyaallah!

"Barangkali sudah menjadi fitrah dasar manusia ingin mendapatkan yang ideal dalam banyak persoalan, termasuk dalam mencari pasangan."

Hemm... Bagaimana? Sudah agak faham sedikit? Iya emang fitrah kita banget kan ya menciptakan suatu 'idealisme' dalam mendapatkan sesuatu. Bahkan mungkin kita menciptakan standart yang terlalu ribet, muluk-muluk, ataupun ketinggian. Huh.. *tarik nafas*

Lanjut...

"ya semuanya mendambakan pasangan seideal mungkin, jauh dari cacat dan cela. Jangan heran, jika ada nila setitik pada kriteria calon, tidak segan segan pinangan ditolak gara-gara dianggap kurang ideal."

That's right... Banyak kan kejadian seperti ini? Duh... Kalimatnya nusukk bangetss..

"ketika seseorang mempersulit apa yang sebenarnya dipermudah Allah untuknya, dia akhirnya akan benar-benar mendapati keadaan yang sulit, lagi mendaki hampir-hampir tak menemukan jalan keluarnya."

-NOTE TO MYSELF-

( duh... Ya Allah jangan sampe saya begitu. *ketokmeja*)

Lanjut lagiiii...

Ada pelajaran ternyata yang diberikan seorang Plato kepada kita yang galau untuk menentukan pilihan pasangan.

Suatu hari Plato sedang ngobrol dengan sang murid Aristoteles,

Plato: "kenapa kau belum nikah?"

Aristoteles : "aku lagi nunggu jodoh terbaik untukku."

Plato: "kau gak boleh diam menunggu, harus berusaha."

Kemudian sang guru mengajak muridnya ke sebuah ladang jagung.

Plato: "petiklah jagung yang terbaik menurutmu!"

Ternyata ladang jagungnya luass. Baru selangkah jalan si aristoteles udah dapat jagung yang bagus, jalan lagi eh dapat yang lebih bagus lagi dari yang pertama. Kejadian serupa terus terjadi seiring Aristoteles berjalan memasuki ladang. Tapi ternyata begitu keluar dari ladang dia malah gak bawa satu jagung pun.

Plato: "kenapa kau gak ada bawa jagung satupun?"

Aristoteles: "aku pikir didepanku ladang ini masih ada lagi dan aku kira masih akan ada jagung yang lebih baik lagi. Eh ternyata ladangnya udah gak ada lagi dan aku jadinya gak bawa apa-apa."

Note: (bahasa bukan merupakan bahasa yang sebenarnya.)

Hikmahnya adalah...

"kita jangan hanya berfikir untuk mencari yang terbaik. Sebab yang terbaik itu jarang atau bahkan belum tentu ada. Selalu saja ada yang lebih baik dan lebih baik daripada sebelumnya. Karena itu, carilah pasangan yang baik untuk kemudian dijadikan yang terbaik."

*OKE SIIP! :)

"Jk qt tdk menolak si calon krn tdk mau trlalu mengikuti kriteria,lantas hruskah qt langsung trima lamaran yg dtg itu??"

Kenapa enggak ya bookkk?? Karena belum tentu kan yang datang setelahnya akan lebih baik lagi. Intinya kalo menurut saya nih ya, selama gak ada alasan syar'i untuk nolak berarti harus berani ambil keputusan untuk menerima kan? Daripada nyesel..

*eh... Bener gak nih jawaban saya? Hehehehe...

"apakah kriteria ideal yang engkau damba adalah harga mati yang tidak bisa ditawar lagi? Jika ya, maka yang engkau butuhkan bukanlah jodoh yang ideal, melainkan forum pembinaan. Sebab kenyataan yang ada, tidak ada satu pun orang didunia ini yang bisa memenuhi semua keinginanmu."

*hemm...

"ingatlah, sesungguhnya calon yang ideal belum tentu tepat bagimu, sebab engkau sendiri bukanlah termasuk sosok yang ideal." *nyesss..

"calon yang optimal yang sesuai dengan keadaanmu lah yang justru paling tepat buatmu."

"ini bukan berarti lanyas engkau harus mengubah haluan dengan meminimalkan kriteria yang dipatok. Tapi, cobalah bersikap realistis; sadarlah bahwa setiap manusia pasti punya kekurangan sekaligus kelebihan."

"semakin detail kriteria yang engkau persyaratkan, pilihanmu akan semakin sempit sehingga jodoh akan semakin sulit engkau dapat."

"jangan terlalu muluk dengan kriteria yang engkau ajukan, sebab bagaimanapun juga engkau bukanlah orang yang serba sempurna sehingga berhak mendapatkan jodoh yang serba sempurna pula."

Huuaaa... Sudah panjang lebarr ini penjelasan dari sibuku ajaib. Semogaa si ibonk ku mendapatkan jawaban dari setiap pertanyaannya walaupun sedikitt gapapa.

The last question from ibonk...

"Klu ingat film a kcb sih, Luar biasa gmn azam sllu d beri petunjuk hingga akhirnya toh bs hadir si ana.

Yg bs nguatin ya itu, jodoh gk akan kemana. Tp apa qt bs dpat kmantapan hati hingga ktemu sang jodoh????"

Insyaallah beh... Kemantapan hati pasti akan ada dan petunjuk Allah pasti mengiringi seiring niat kita yang baik.

Pasti Allah akan mudahkan. :) *sok bijak

Thnkyuu ust. Udik Abdullah untuk bukunya yang kereen...

Kalimat terakhir deh sebelum semuanya disudahi,

"jangan terlalu idealis yang penting optimal sesuai dengan kenyataan yang kau miliki."

Tittle: (Teman dalam penantian)

Author: (Mas Udik Abdullah)

0 komentar:

Posting Komentar